SMK Negeri 1 Wonosobo selalu menerapkan prinsip Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen) dalam pengelolaan sekolah. Apalagi beberapa tahun lalu pernah menyandang sertifikat ISO 9001:2008, yang merupakan suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu / kualitas.
Tujuan utama dari penerapan prinsip manajemen ini adalah dihasilkannya lulusan SMK Negeri 1 Wonosobo yang berkualitas. Sedangkan kualitas sendiri merupakan suatu kondisi dinamis yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu Bapak Hananto Wibowo, S.Pd. menjelaskan bahwa manajemen mutu ini merupakan hal yang harus diterapkan dalam praktek manajerial di semua lini SMK. Apalagi mengingat SMK Negeri 1 Wonosobo merupakan sekolah yang sudah dipandang baik oleh masyarakat sehingga perlu upaya untuk memepertahankan kualitas atau bahkan meningkatkannya. Beliau menyampaikan “Prinsip manajemen mutu ini paling tidak kita pahami dulu prinsip dan konsepnya. Kemudian secara kolektif kita aplikasikan pada kegiatan manajerial mulai dari tingkat yang tertinggi hingga tingkat terendah di sekolah kita”. Terlebih hari ini, pemerintah tidak hanya mendorong saja, namun sudah menyediakan berbagai instrumen pendukung bagi terlaksananya manajemen mutu mulai dari Rapor Mutu Pendidikan, Perencanaan Berbasis Data dan lain sebagainya.
Selanjutnya perlu dipaparkan sepuluh unsur utama Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen) menurut Goetsch dan Davis (1994) yaitu :
- Fokus pada pelanggan (siswa)
Prinsip pertama dari penerapan Manajemen mutu terpadu (Total Quality Manajemen) adalah berorientasi pada siswa. Ini berarti bahwa segala upaya dan sumber daya diarahkan sedemikian rupa agar siswa memperoleh pendidikan yang baik. Ia mendapatkan bimbingan dari bapak/ ibu guru serta pelayanan dari tenaga kependidikan sekolah dengan maksimal.
Sehingga semua potensi peserta didik bisa berkembang. - Obsesi terhadap kualitas
SMK Negeri 1 Wonosobo selalu mengutamakan mutu. Mulai dari mutu sarana prasarana sekolah; mutu pendidik dan tenaga kependidikan; mutu siswa pada saat seleksi masuk ke SMK; mutu proses pembelajaran; hingga mutu dari lulusan.
Oleh karena itu pihak sekolah selalu berupaya melakukan perbaikan terus menerus, mengadaptasi dengan berbagai perubahan. Serta mencari terobosan-terobosan baru untuk kemajuan dunia pendidikan. - Pendekatan ilmiah
Dalam hal ini pendekatan manajemen sekolah haruslah menggunakan data. Untungnya saat ini pihak pemerintah telah menerapkan Perencanaan Berbasis Data (PBD). PBD ini memiliki urgensi agar sekolah dapat melaksanakan program dan pengadaan yang tepat sasaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. - Komitmen jangka panjang
Seperti yang kita tahu, bahwa pendidikan berorientasi pada masa depan, yaitu masa depan siswa pribadi maupun masa depan kita sebagai bangsa dan negara. Wajah dan kondisi bangsa puluhan atau bahkan ratusan tahun yang akan datang, dapat kita upayakan hari ini dengan cara pendidikan yang baik. - Kerjasama tim
Untuk bisa mencapai tujuan berupa pendidikan yang berkualitas haruslah didukung dengan kerjasama tim yang solid. Apa artinya visi yang tinggi; sumber daya yang melimpah; dan berbagai hal lain yang menjadi prasyarat manajemen bila tanpa adanya kerjasama dari semua pihak sekolah? Niscaya tidak akan mencapai tujuan apapun. - Perbaikan sistem secara kesinambungan
Saat ini pemerintah sudah mengaplikasikan rapor mutu pendidikan. Rapor mutu merupakan suatu informasi yang diperoleh dari assesmen nasional dengan beberapa instrument, seperti aspek output, proses, dan input yang terselenggara dalam proses Pendidikan suatu Satuan Pendidikan. Hal ini memungkinkan pihak sekolah untuk selalu mengevaluasi kekurangan yang ada. Sehingga dari hasil evaluasi itu akan ada kegiatan tindak lanjut yaitu berupa perbaikan-perbaikan. - Pendidikan dan pelatihan
Penerapan Manajemen mutu terpadu meniscayakan untuk melatih pendidik dan tenaga kependidikan. Setiap tahun sudah diadakan program upgrading sekolah berupa acara in house training. Juga pendelegasian pada pelatihan yang secara resmi di programkan oleh pemerintah. Sekolah menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga, yang harus dijaga dan dikembangkan. - Kebebasan yang terkendali
Dalam manajemen mutu, keterlibatan dan pemberdayaan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsut yang sangat penting dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat.
Meskipun demikian kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. - Kesatuan tujuan
Agar manajemen mutu bisa diterapkan dengan baik, maka sekolah memiliki kesatuan tujuan agar setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Kesatuan tujuan itu haruslah bisa dipahami dengan baik. Dijabarkan dengan rinci sehingga pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar. - Adanya keterlibatan dan pemberdayaan stakeholder
Keterlibatan dan pemberdayaan semua stakeholder sekolah seperti Guru, Karyawan, Komite Sekolah, Dunia Usaha/ Industri, Dinas Pendidikan, dan warga masyarakat merupakan hal yang penting dalam penerapan manajemen mutu. Hal ini memungkinkan sekolah dapat melakukan perencanaan, penyusunan kurikulum, proses pembelajaran, dan lain sebagainya dengan lebih baik.
Ada beberapa indikator keberhasilan penerapan Manajemen Mutu Terpadu di sekolah. Menurut Depdiknas (2001), menjelaskan bahwa keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan.
Dilihat jenis pelanggannya, maka sekolah dikatakan berhasil jika:
- Siswa puas dengan layanan sekolah, antara lain puas dengan pelajaran yang diterima, puas dengan perlakuan oleh guru maupun pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah. Pendek kata, siswa menikmati situasi sekolah;
- Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada orang tua, misalnya puas karena menerima laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-program sekolah;
- Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri, masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas sesuai harapan; dan
- Guru dan karyawan puas dengan pelayanan sekolah, misalnya pembagian kerja, hubungan antarguru/karyawan/pimpinan, gaji/honorarium, dan sebagainya.
Dengan demikian maka sudah tepat jika SMK Negeri 1 Wonosobo terus menerapkan prinsip Manajemen Mutu Terpadu dan perlu didukung sepenuhnya oleh semua stakeholder sekolah.